FIX YOU NUSA PENIDA


Terbanglah bersama impianmu !!!

Euforia lebaran seakan gak ada habisnya, terlebih lagi libur setelah lebaran kali ini adalah libur lebaran yang lumayan lama, ya sekitar 10 hari. Awalnya saya mau mengajak keluarga saya untuk liburan ke Bali karena kesibukan Ibu dan kekhawatiran ibu sama nyebrang laut akhirnya kami membatalkannya. Bermula dari obrolan di grub media sosial  "Traveler Rempong" bagaimana kalau kita ngadain trip bareng, karena memang kami sudah jarang banget ngetrip bareng lagi, lagi-lagi dikarenakan kesibukan dan karena kami sebagian uda tinggal di luar Kota Jember. Entah kenapa libur lebaran kali ini saya pengen banget ke Bali tetapi ke tempat yang belum saya kunjungi sama sekali. Nah dari awal saya ngajakin keluarga saya liburan ke Bali itu emang niatnya mau ke Nusa Penida dan yang paling excited buat liburan ke Nusa Penida waktu itu saya, Ira, Mb Risma, Mas Stanly dan Rizal, dari hasil seleksi alam akhirnya traveling kali ini duet sama Ira doang. duh mblo....:p

Ibu aku cuma kelilipan bukan nangis lho

Rencana pergi ke Nusa Penida di H+3 lebaran, finally waktu itu saya harus melakukan kebut silahturahmi, kalau gak gitu bakalan dicoret dari daftar warisan hahah.

Perjalanan kami dimulai dengan menaiki kereta Pandanwangi dengan jadwal keberangkatan dari Jember jam 15.30 yang trayeknya Jember - Banyuwangi dan tiba di Stasiun Banyuwangi jam 19.00 WIB. Stasiun Banyuwangi terletak persis didepan Pelabuhan Ketapang, jadi tinggal jalan kali saja kalau pengen ke Pelabuhan Ketapang. Pelabuhan Ketapang merupakan dermaga yang akan mengatarkan para penumpang dari pulau Jawa menuju Pulau Dewata atau Bali. Sebelum memutuskan untuk menyebrang ke Bali, kami memilih untuk ke masjid terlebih dahulu karena sejauh apapun atau sesulit apapun medan main kami, kami berkomitmen untuk tetap sholat karena memang suatu kewajiban dan bahkan sudah menjadi kebutuhan kami. Setelah kami menunaikan sholat, kami memutuskan untuk makan diwarung depan pelabuhan sambil membicarakan akan naik apa selanjutnya, karena kami memiliki beberapa opsi. Didalam memutuskan kami akan menggunakan transportasi apa, kami juga memikirkan safety first meskipun untuk trip kali ini kami targetnya low budget, kali ini? kayaknya gak kali ini ditrip-trip yang lain juga kalau bisa juga low budget, maklum belum ada yang nafkai *eh.


Selamat bus ekonomi kamu berhasil kami pilih sebagai alat transportasi kali ini, meskipun kami sebelumnya di tawari untuk ikut gabung ke mobil salah satu partai miliknya bos MNC hingga sampai Denpasar. Kami sudah masuk kedalam bus lalu bus masuk kedalam kapal untuk menyebrang ke Pulau Bali. Perlu diingat ketika sedang menaiki kapal besar, sebaiknya kita keluar dari kendaraan yang kita tumpangi entah bus, mobil, motor atau apalah, karena kita gak pernah tau kejadian apa yang akan terjadi, karena tempat kendaraan yang berada dibawah kapal, kalaupun kalian ngantuk banget paksa untuk melek sebentar dan pindah ke kursi penumpang kapal, serta perhatikan tempat pelampung disebelah mana.

Perjalanan menyebrang dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk kurang lebih 1 jam, kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju Denpasar dan kami harus menempuh waktu perjalanan kurang lebih 4 jam.



Denpasar 01.00 WITA, artinya kami harus membunuh waktu 4 jam menuju ke Pantai Sanur. Tepatnya di Terminal Bus Ubung kami berdua berniat untuk menghabiskan waktu tersebut di KFC, karena kami rasa lebih aman dan kalau kami lapar, ataupun ke toilet itu lebih mudah. Dari terminal Ubung menuju KFC kami berniat menaiki Go-jek, karena kami rasa harganya lebih pro rakyat. Bali dan Jawa saya rasa berbeda, dan tidak ada yang namanya zona merah untuk transportasi online, tapi semua itu nihil ketika saya kepergok akan menggunakan helm Go-jeknya, lalu  kami mendapat teguran dan diminta membaca banner gede yang bertuliskan penolakan transportasi online. Sumpah itu gak keliatan banget karena emang gelap, yang kedua abang Go-Jeknya juga gak ngasih tau kalau ada zona merahnya karena emang abang Go-Jeknya masih newbie dan baru satu minggu bergabung dengan Go-Jek. Finally  kami janjian di depan lampu merah perempatan meskipun lumayan jauh jalan kakinya. Gak saya sadari ternyata saya dan teman saya dibuntuti oleh semacam calo angkot dan kebetulan teman saya mendengar kalau kami nekat jalan kaki dan naik Go-Jek kami akan dihajar. Perdamaian adalah cara yang paling aman ketimbang kami harus babak belur dihajar dan dari pada gagal liburan, akhirnya kami naik angkot ke KFC meskipun harganya 2 kali lipat ketimbang naik Go-Jek.
Muter fotonya gimana sih? lupa

KFC Jalan Sudirman Denpasar 02.00 WITA, berbekal beli  softdrink Rp 15.000,00 kami bisa duduk sepuasnya hingga kami bosan. Kami pikir KFC di Bali itu gak ada Musholahnya hingga akhirnya saya berniat sholat malam di pojokan tempat makan, namun lagi-lagi kepergok oleh Cleaning Service KFC, dan diberi tahu bahwa ada Musholah di belakang, lalu saya memutuskan untuk sholat shubuh di Musholah. Mungkin karena badan saya yang terlalu lelahnya hingga saya setelah sholat shubuh tertidur dan dibangunkan oleh bapak CS yang tadi, dengan kagetnya saya langsung bangun dan diajak mengobrol dengan bapak tersebut, seperti biasa saya ditanyai asalnya dari mana dan mau kemana, dan perlu kalian tau bapak tersebut adalah orang Lumajang dan tepatnya rumahnya di Dawuhan Lor Sukodono. Saya balik tanya kebapak tersebut "kenapa tidak mudik pak?", sedangkan ini kan lagi euforia lebaran. Bapak tersebut menjawab "tidak mbak, saya lebih suka disini lebih nyaman, kalau disini saya bisa rutin setiap hari ikut pengajian" karena jika pulang ke kampung halamannya banyak yang mengira kalau beliau ikut kedalam aliran-aliran sesat  karena penampilan bapak tersebut yang menggunakan celanan cingkrang, berjenggot dan pakai peci. Bapak tersebut juga menceritakan bahwa anaknnya bersekolah di SMPIT di Jember. Untuk proses berhijrah memang bukan pakaian yang kita siapkan sesungguhnya tetapi juga mental.


Serius Pencitraan Banget


Pantai Sanur, 06.00 WITA.




Sunrise Sanur, ya kira-kira jam 6.30an WITA
Ada 2 alternatif menuju Nusa Penida yakni melalui dermaga Pantai Sanur dan melalui Pelabuhan Padang Bai Karang Asem, namun jika ingin membawa kendaraan pribadi hanya bisa melalui Pelabuhan Padang Bai karena memang kapal yang digunakan sejenis kapal Fery.  Oh ya Nusa Penida itu suatu kecamatan di Kabupaten Klungkung  Provinsi Bali, namun terpisahkan oleh selat  Badung.
Kali ini kami memilih menyebrang ke Nusa Penida melalui dermaga Pantai Sanur, disamping lebih dekat kami juga mikirnya karena tidak membawa kendaraan pribadi karena kami memang berinisiatif menyewa motor di sana. Waktu pemberangkatan menuju Nusa Penida dimulai jam 07.00 WITA dan itu baru satu tempat yang buka untuk jasa penyeberangan. Jadi jangan dibayangin kayak di pelabuhan-pelabuhan gede ya gaes, jadi di dermaga Pantai Sanur itu terdapat beberapa outlet yang yang menawarkan jasa penyeberangan, yang saya ingat itu namanya Angel Billabong, dan Mola-Mola sebenarnya masih banyak lagi sih dan itu berjejeran kayak warung-warung bukan outlet ding hehehe. 



Ini pas aku ngantri buat beli tiket kapal

        Nah karena yang paling pagi bukanya itu Angel Billabong akhirnya kami mempersunting Angel untuk mengantarkan kami menuju Nusa Penida, meskipun harus ngantri banget belinya uda kayak lempar jumrah. Tipsnya sebelum beli tiket penyeberangan sebaiknya kalian tanya dulu ke orang-orang yang sudah membeli tiket, kalau sudah tau harganya pastikan menggunakan uas pas belinya, kemudian gak perlu bertanya harganya berapa, tinggal kalian sebutkan belinya berapa, itu adalah tips untuk menghindari percaloan dari yang jual tiket. Sambil menunggu nomor kami dipanggil untuk menaiki speed boat, kami menikmati sisa-sisa sunrise yang sinarnya sudah mulai
menyengat namun masih romantis. Hore, nomor kami sudah dipanggil yang artinya kami harus bersiap-siap menuju speed boat dan saya sarankan menggunakan sandal japit karena memang speed boatnya gak bisa sampai ke tepi pantai banget.




Ini dalem speed boatnya




Nusa Penida, 08.20 WITA
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 1 jam dengan menerjang ombak yang super Masya Allahnya, Alhamdullilah dengan selamat kami landing di Nusa Penida. Kesan pertamanya adalah ternyata di sini ada sinya 4G haha, biar kayak anak zaman now snapgram adalah seakan-akan menjadi kewajiban. Ada beberapa alasan saya kenapa perlu di snapgram, yang pertama dermaganya itu launtnya keren banget bersih, biru, pokoknya pengen nyemplung aja like dermaga di Gili Trawangan, yang kedua  membunuh waktu sampai kami di jemput sama bapak yang nyewain motor karena nomor bapaknya ternyata gak aktif, yang ketiga laporan kepada masyarakat bahwa kami selamat sampai Nusa Penida biar gak khawatir keadaan kami hihihi.
Setelah kami di jemput oleh  anak bapak yang nyewain motor kami diantarkan ke penginapan yang kebetulan milik bapaknya. Nama bapak tersebut yaitu pak Rohani salah satu warga desa Toyapakeh.
Kami memilih penginapan di Toyapakeh disamping murah desa Toyapakeh merupakan desa dengan penduduk mayoritas muslim dan biasa disebut kampung muslim.

Pelabuhannya aja kayak gini tjuy


Desa Toyapakeh, 09.00 WITA

       Sesampainya di penginapan kami langsung bergegas untuk mandi dan melanjutkan sarapan didekat penginepan. Lagi-lagi kami memilih makanan yang murah meriah yaitu soto ayam khas Nusa Penida. Mau tau bentuk dan rasanya bagaimana? ehm saya rasa sama saja, gak di Jawa gak di Bali ya sama aja sih heheh, sama-sama enaknya kalau makannya pas lapar pakai banget. Destinasi pertama kita adalah pantai Kelingking atau (Kelingking beach) kenapa kok gak jari manis beach gitu ya, kan romantis, halah...
Penginapan bintang kejora


Sama ibu yang punya penginapan

Nyarap soto yang ada basonya


1.    Kelingking Beach

Keliling Beach terletak di Banjar Karang Dawa, Desa  Bunga Mekar Nusa Penida. Waktu yang kami tempuh untuk sampai di Pantai Kelingking yaitu kurang lebih 1,5 jam dari desa Toyapakeh, dan untuk medan ke pantai ini naik turun cantik tetapi jalannya lumayan mulus. Di pantai Kelingking selain bisa menikmati pemandangan dari atas, di sini juga disediakan tangga untuk kedasar pantainya dan saran saya kalau kalian bener-bener mau turun siapkan mental untuk baliknya karena tangganya itu banyak dan curam banget, atau kalau kalian pengen yang lebih mudah kalian juga bisa menaiki untuk bisa ke bibir pantai Kelingking naiknya bisa melalui dermaga Toyapakeh atau dermaga-derga yang lain yang ada di Nusa Penida.



Lha itu tangan siapa yak

2.    Broken Beach

Destinasi kedua kami adalah pantai Broken Heart eh maksudnya Broken Beach ding. Nah kalau di Broken Beach ada beberapa spot foto yang instagramble banget, salah satu nama tempatnya yakni Angel's Billabong. Dinamakan  Angel Billabong karena lengkungan batu cadas membentuk seperti kolam yang terisi air dari deburan ombak. Menurut tokoh masyarakat setempat I Wayan Busana mengatakan Angel Billabong lebih dikenal ketimbang nama lokalnya  yakni Umahtran. Umahtran merupakan tempat pertemuan air laut keluar masuk menuju lekukan kolam. Nah, ditempat ini pula terdapatt peribadatan umat Hindu karena memang di daerah sudah mayoritas masyarakatnya beragam Hindu.






3.    Crystal Beach

Informasinya bahwa di pantai yang akan kami kunjungi ini adalah pantai spot terbaik untuk sunset, waktu itu emang uda agak sore dan kami juga bisa memprediksi matahari tenggelam disebelah mana, kalau dilihat dari bibir pantai ini kami yakin bakalan terhalang tebing yang ada di tengah laut. Kami berfikir ini adalah pantai yang sangat biasa saja, bahkan lebih bagus dari yang ada di Papuma, but spot yang kami salah ternyata keunikan dari Cystal Beach adalah hamparan coconut trees yang menghadap ke pantai. Nah di sini banyak tempat persewaan alat snorkle dan menyediakan jasa untuk  snorkling, jadi kalau yang pengen liat ikan langsung di laut gak di aquarium Crystal beach bisa dimasukan kedalam destinasi kalian.
 Selamat mencoba gaes!!!



4.    Sunset Toyapakeh Harbour

Sehabis makan sore bersama dua teman baru yang bertemu di Kelingking beach yang ternyata asli Gresik Jawa Timur, kami mendapat infomasi dari ibu penjual makanan bahwa kalau cuma pengen sunset ke pelabuhan Toyapakeh saja yang dekat. Tanpa berfikir panjang kali lebar saya dan Ira langsung ke Pelabuhan Toyapakeh tanpa dua teman baru karena memang mereka mau kembali ke penginapannya yang kumayan jauh dari desa Toyapakeh.




"Dan milik Alhha Timur dan Barat. Kemana pun kamu mengahad, di sanalah wajah Allah. Sungguh, Allah Maha Luas, Maha Mengetahui" (QS. Al-Baqarah : 115)

Hari kedua di desa Toyapakeh

Sunrise Toyapakeh Harbour
     Meskipun badan uda mulai bilang "Hayati lelah bang" but moment yang satu ini gak boleh terlewatkan, yaps sunrise. Sehabis sholat shubuh kami uda siap-siap buat main ke dermaga Toyapakeh yang lokasinya cuma 3 menit dari penginapan. Disamping dekat dengan pasar, dermaga Toyapakeh juga dekat dengan toko milik Ibu Rohani pemilik persewaan motor dan penginapan yang kami pakai. Alasan lain kenapa kami suka main di sini adalah sinyal 4G yang sangat kenceng hehe. Oh ya, waktu ngobrol dengan warga di sini mereka mau kemana kok bawa barang-barang banyak ternyata mereka akan menyeberang ke Nusa Lembongan. Kami hampir tergiur untuk menambah waktu liburan kami menuju Nusa Lembonga, tapi kami mikir budget dan waktu. Dermaga Toyapakeh merupakan dermaga yang aktif dilalui kapal-kapal kecil baik dari Nusa Lembongan maupun ke Nusa Lembongan terlebih lagi gerbang masuk dermaga Toyapakeh merupakan pasar yang lumayan besar di desa ini.




Atuh Beach

     "Aku mah atuh" kalian pasti sering denger kata itu ternyata di Nusa Penida ada yang namanya Pantai Atuh tapi atuhnya ma beda dengan bahasa Sunda. Kalau yang ini Atuh berarti pantai dari kata  "A" itu tidak dan "Tuh" berarti kering. Pantai ini terletak Banjar Pelilit desa Pejukutan Nusa Penida. Perjalanan menuju pantai ini bener-bener yang paling dimanjakan oleh pantai dan perbukitan. Bayangkan separuh perjalanan yang kami tempuh itu pantai yang biru dan bersih banget hanya berjarak sekitar 3-4 meter dengan jalan raya. Selain itu mata kami dimanjakan dengan perbukitan yang hijau dan jalanan yang naik turun cantik. Ada beberapa turunan yang sangat curam kemudian ditambah jalannya yang rusak jadi kalian harus bener-bener berhati-hati dan sebaiknya jika kalian berboncengan salah satu harus turun kayak saya ni jalan kaki. Ketegangan gak hanya berhenti hanya di situ, setelah kami memakirkan motor dan menikmati pemandangan dari atas bukit, kami bertekad bulat untuk turun kedasar pantai walaupun tangganya lumayan ngeri. Yang kami khawatirkan bukan turunnya tapi pas mau baliknya kami harus naik anak tangga yang hampir 90 derajat kemiringannya (mendramatisir) meskipun kami belum berumah tangga *eh. Waktu yang kami tempuh menuju  Atuh beach kurang lebih 2 jam dari desa Toyapakeh.


Saking silaunya aku sampe merem-merem




Pantai Pulau Seribu

Sebenarnya lokasi pantai ini sekompleks dengan pantai Atuh, hanya berjarak sekitar 3 kilometer. Sama halnya dengan pantai yang sebelumnya kami harus berhati-hati menuju spot foto yang ciamik karena memang mayoritas pantai di Nusa Penida itu diantara berbukitan. Nah pantai yang satu ini mirip banget dengan Pulau Padar NTT dan Pulau Wayag di Raja Ampat ya meskipun belum pernah kesana sih, dan pantai Pulau Seribu menjadi destinasi terakhir kami di Nusa Penida. Kami gak sedih sih karena kami insya Allah akan kembali lagi kesini ya itupun kalau ditakdirkan kesini lagi dan kalau bisa bersama takdir kami masing-masing.Curcol mulu



Pulanglah sebelum dipulang
Waktu menunjukan 02.30 WITA dan ami sudah siap dengan ransel masing-masing. Setelah mengunci penginapan kami menuju toko bu Rohani yang lokasinya dekat dengan pasar. Kami berpamitan dan mengucapkan terima kasih karena kami sudah diajak mengobrol dan uda dikasih kue lebaran tiga toples dan bisa dibuat oleh-oleh keluarga di kampung halaman (yaelah bahasanya). Bu Rohani sudah mewanti-wanti agar kami segera ke dermaga Angel Billabong karena khawatir kami ketinggalan speed boat, kami sebenarnya santai banget karena jam keberangakatan yang tertera ditiket itu jam ke 15.30 WITA, karena kami anak yang penurut serta lokasi dermaga yang kebetulan dekat akhirnya kami berangkat, dan tidak disangka setelah kami memakirkan motor beserta kontak motornya ternyata para penumpang sudah mulai menaiki speed boat. Fiuh, alhamdullilah kami gak sampai ketinggalan karena itu speed boat terakhir dari Angel Billabong. Oh iya selama di Nusa Penida kalian jangan heran kalau di tepi dermaga banyak motor-motor yang terparkir beserta kontaknya karena di sini aman banget dan perlu diketahui selama di Bali kalau kalian memakai jilbab ataupun songkok, ataupun udeng apapun yang berhubungan dengan keagamaan itu bebas tidak perlu menggunakan helm.
Honda  Beach Boy bukan Vario

Pantai Sanur 16.00 WITA


Pantai Traveloka

Kami memang berniat di pantai Sanur hingga menyaksikan sunsie sekaligus menanti waktu sholat magrib karena informasi dari Ira di dekat pintu masuk pantai Sanur terdapat masjid. Waktu sholat magrib pun tiba, kami bergegas menuju masjid dan ini adalah masjid terbesar yang pernah saya kunjungi setelah berkali-kali ke Bali.

Setelah menunaikan sholat magrib tiba-tiba saya didatangi seorang wanita yang bernama Tini. Dia berasal dari Mataram yang merantau di Bali jadi guru, kemudian dia mengajak saya mengobrol, sempat diajak makan bareng ke luar kalau saya pulangnya ditunda sehari, namun takdir berkata lain saya dan Tini tetap makan bersama walaupun makan gorengan yang dikasih sama marbot masjid. Waktu menunjukan 20.00 WITA, artinya saya dan Ira harus bergegas ke terminal Ubung Denpasar karena informasinya untuk bus yang arah ke Jember berangkatnya jam 21.00 WITA. Finally kami memilih menaiki bus yang berangkat jam 22.00 WITA dan sampai di Jember 04.30 WIB dan perlu kalian ketahui kunci penginapan terbawah saya sampai pulang, mungkin itu pertanda bahwa saya diminta untuk balik lagi.  






Oh iya jadi jauh-jauh ke Bali ni ya, ketemunya kebanyakan orang jawa terutama orang Jawa Timuran, dari bang gojeknya yang orang asli Sidoarjo lalu istrinya (mantan) ternyata orang Jember, kemudian saudara abang gojeknya orang Lumajang, ketemu keturunan orang Tionghoa orang Surabaya, dan  ketemu para arek-arek  Gresik'an yang suka dolan.
Terima kasih kepada Ibu saya yang selalu memberikan ijin dan mendukung main saya walaupun bikin khawatir dan cemas ya, kemudian terima kasih juga sama orang tuanya Ira dan Ira yang sudah menjadi teman terbaik selama perjalanan ini, dan saya jadi gak nyetir motor sama sekali hehe, dan yang terakhir terima kasih kepada Allah SWT yang telah menciptakan alam semesta ini begitu sempurnanya.


Nah ini yang paling takuti menghitung realisasi perjalanan selama di Nusa Penida

Transportasi:
Kereta Jember-Banyuwangi : 8k
Bus Pelabuhan Ketapang - Terminal Uwi : 80k (tarif lebaran)
Angkot terminal uwi-ubung : 15k
Angkot ubung – MC’D : 15k
Gojek mcd - sanur: 20k
Boat sanur - nusa penida : 100k sewa motor: 80k/hr (bbm uda full)
Bbm hari ke2: 7,5 k
Boat nusa penida - sanur : 75k
Gojek sanur-ubung : 15k
Bus Ubung-Jember : 120k (tarif lebaran)

Konsumsi:
Pecel ketapang : 5k
Es jeruk : 3k
Ice coffee mcd: 13k
Gorengan: 2,5k/5biji
Nasi bungkus gilimanuk: 5k
.
Makan selama di nusa penida
Soto 1: 12,5k
Tipat (nama lain tahu tek) : 8k
Mie instan : 5k
Es teh: 2k
Soto 2: 12,5k
Teh rio: 2k
Aqua botol 1,5 liter: 7k

Penginapan di Nusa Penida: 100k/malam share cost 1,5 hari 75k

Tiket Masuk:
P. Kelingking : 5k/motor share cost 2,5k
Broken beach : 5k/motor share cost 2,5k
Crystal beach: 5k/motor share cosg 2,5k
Atuh beach: 5k/motor dan 5k/orang
Pulau seribu beach: 5k/motor dan 5k/orang

Contact pak Rohani pemiliki persewaan motor dan penginapan 087861901447
















Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer