Coban Pawon (Fireplace Waterfall)

  Siapa sangka Lumajang kota kecil yang damai ini menyimpan potensi wisata alam yang sangat luar biasa, termasuk saya yang tidak menyangka meskipun hampir hidup saya berada di kabupaten ini. Sering ditanya, Lumajang wisatanya apa? Paling na'as ditanya kuliner khasnya apa? Memang sih setiap kota ataupun kabupaten selain wisata alamnya yang menarik, wisata kuliner memang perlu untuk menambah daya tarik, oke untuk sementara kita lupakan sejenak terkait kuliner khas lumajang.Jika mendengar Gucialit-kertowono yang berada di kabupaten Lumajang pastinya yang ada dibenak anda adalah perkebunan teh dan disana terdapat juga pabrik yang mengolah daun-daun teh menjadi teh siap seduh. Menempuh perjalanan sekitar 30 menit atau sekitar 25 km dari kota lumajang untuk sampai di desa kertowono saya beserta rombongan backpacker jember(daniel denz, aaron than, syifa fa, ecko vix, dan saya) akan berexpedisi menjelajahi wisata alam yang masih tersembunyi dan bisa dibilang masih perjaka ting ting juga karena memang belum tersentuh oleh pihak dinas pariwisata Lumajang, yuhuw Coban Pawon the screet of waterfall lumajang yang amazing bingits. Sebelum melanjutkan perjalanan, saya beserta rombongan mampir dulu kerumah mas Irawan  Bocah  Gucialit yang akan mengantar kami menuju Coban Pawon. Sebelumnya kami kopdar dulu sambil menunggu temen-temennya mas irawan dari @insta_Lumajang(grub instagram lumajang). Obrolan-obrolan berat terkait pengembangan potensi wisata lumajang menjadi perbincangan kali ini tidak lupa yang lagi trending topic B-29 (Bukit 2900 mdpl), dikatakan berat karena memang berbobot dan saya sebagai orang Lumajang harus ikut andil dan kalo bisa sih terjun langsung untuk pengembangan potensi lumajang (uda kayak kampanye) hahaha, ya paling tidak saya balas budi uda pakek tanah, air, di bumi lumajang terus nyantumin nama lumajang diktp juga masak enggak peduli tentang Lumajang.

    Sekitar satu jam asyik menggosipkan Lumajang, saatnya perjalanan menuju Coban Pawon dengan cuaca yang lumayan agak extreme dengan waktu tempuh 15 menit dari pasar gucialit hingga sampai tempat parkiran bukan parkiran sih tapi rumah warga, memang gak ada petunjuk khusus untuk menuju Coban Pawon untuk dari itu saran saya sih menghubungi mas irawan bocah gucialit (itu nama fbnya jg) terlebih dahulu di jamin gak bakalan nyasar. Tracking jalan kakinya gimana chor? 500 meter pertama aman-aman saja soalnya kami berjalan melewati kebun warga (jawanya: tegalan) setelah itu  melewati sungai, lembah dan bukit ya hampir 700 meteranlah. 200 meter terakhir ini yang disebut-sebut perjalanan menjemput maut (hahaha alay) enggak enggak tapi memang bahaya juga sih, curam dan hujan deras membuat jalanan menjadi licin, nah tapi perbekalan kami lengkap mas irawan beserta the genk of bocah gucialit hehe membawa semacam tali yang di pergunakan untuk wall climbing (apa sih nama talinya??), Seru???...Pasti!! Menantang???...iyah!!! Menakutkan???.... Enggak sih, tapi berdoa agar enggak masuk jurang :-D. 
kayak wall climbing kan :D

Wooooowww hempasan angin disertai percikan air dan bunyi bum...bum.... Air jatuh kebumi adalah sambutan keren untuk kami dari sang Pencipta Coban Pawon, subhanallah seperti masuk kedalam pawon (tungku) raksasa yang lubangnya dialiri air yang sangat deras dari sungai yang menjatuhkannya ke bumi. Ulala Pict of the  fireplace Waterfall alias Coban Pawon alias Antrukan Pawon alias Air Terjun Pawon

     Dilanjutkan oleh air terjun buatan manusia, yang ini sih udah sering saya kesini tapi sudah lama juga enggak mengunjungi tempat ini, dan baru tau kalau dibuatin kolam renang jadi jadian untuk menampung air yang jatuh.

       Obrolan terkait lumajang enggak hanya berhenti sampai disitu, pulangnya kami masih mampir dirumah ms irawan, eh terus kita dikasih makan lho hahaha alhamdulilah, so'on buat bocah bocah gucialit. Total waktu yang ditempuh dari kota Lumajang sekitar 1,5 jam beserta jalan kaki menuju Coban Pawon, kalau maut naik kendaraan umum bisa dari terminal wonorejo naik angkot menuju sukodono dan bilang sama pak supirnya turun ringin, nah sambil nunggu angkot yang menuju ke Gucialit dideket ringin ada bakso muri gondrong makan2 disitu dulu juga boleh hehe, naik angkot jurusan gucialit turun pasar terus menghubungi mas irawan dech karena emang enggak ada angkutan khusus kesana. Oke, selamat mencoba
keren kan

Komentar

Postingan Populer