Assalammualaikum Rinjani

Pintu masuk TN. Rinajani via Sembalun

ini anak cakep bener sih, siapa sih namanya :p

Nah karena masih suasana lebaran gak lengkap rasanya kalau gak saling silahturahmi, kali ini saya mau bersilahturahmi dengan alam biar keliatannya antimainstream dikitlah. Silahturahminya gak tanggung-tanggung sih, ke Rinjani men... yang kalau dilihat dari riwayat hidup saya baru pernah ke gunung itu Bromo dan gunung Ijen , yang penting namanya gunung deh. Dari keisengan buka-buka sosmed di grub Jember Backpacker terpampang jelas dan menggelitik dompet saya untuk mengikuti sebuah acara yang diadakan tempat persewaan out door dan adventure organizer ternama di Jember yakni REPRI ADVENTURE yang bertempat dijalan PB Sudirman VIII nomor 15 (lagi baik hati, gue Promosi’in gratis), yaps Rinjani Party Hiking adalah judul untuk acara tersebut.

Hal yang saya ingat hasutan panitia ketika bertanya bagaimana tracking Rinjani? “Lebih landai dari Semeru kok”, Semeru ajah saya belum pernah gimana tau trackingnya yak dan hasutan tersebut berhasil membawa saya dan teman-teman saya untuk mendaftar, yah meskipun saya bela’- bela’in kagak beli baju lebaran sih (bukan curhat lho :-p ).

2 Agustus 2014 mungkin menjadi hal menyedihkan untuk Andin karena gagal ikut dan hal menggembirakan untuk Dendi karena dia dapat jackpot dari Andin, masih bilang kayak orang susah den?

Oke fix kita tetap berangkat berlima dalam satu team, ini saya kenalin personil terkethce ada Rizky (23 th), Ndayu (23 th), Bunga (23 th), Saya (17 th + 60 bulan) , dan Dendi (Balita) mereka mengatas namakan team Rohis (entalah apa maksudnya), dan diatas namakan panitia adalah team Poltek padahal saya doang yang kuliah diPoltek dan fresh graduate pula, tenang saya maafkan kekhilafan panitia.

Team Rohis

Tepat 3 Agustus 2014 pukul 03.00am dengan menggunakan bus bermerk Damri Bandara Soekarno-Hatta berplat B sekian-sekian akhirnya saya bisa update status “On the way Bali”, selama kurang lebih 10 jam saya beserta rombongan tiba di Pelabuhan Padang Bay Karang Asem Bali untuk berpindah transportasi menggunakan kaki kemudian dilanjutkan berenang menuju pelabuhan Lembar hehe, enggaklah..kita nyebrang naik kapal fery selama kurang lebih 5 jam, kebayangkan gimana rasanya terombang-ambing dilaut selama itu..mabuk laut men...tapi kita semua orang-orang yang setrong kok jadi itu kecil.

orang-orang kece, tapi gue paling kece (maap hilap)

Pelabuhan lembar adalah tempat pertama kaki saya berpijak dibumi sasak, dan dari lembar kita menaiki 2 elf yang dihuni oleh 47 orang. Perjalanan pun tak semulus pipi cherybell ditengah malam yang sangat sejuk dan saat mata saya terlelap dengan nyenyaknya suara rudal Israel seakan terdengar jelas ditelinga saya dan ketika terbangun apa yang terjadi, ban elf yang saya tumpangi pecah. Sampai di pos pendakian desa Sembalun tengah malam dan karena kita team rohis alias team poltek lagi males yang namanya buka carrier akhirnya kita menemukan spot yang baik untuk tidur malam ini yakni dapur kantin yang tidak dikunci dan sumpah itu sempit banget untuk kita berempat karena emang dendy tidur diteras luar.

Tidak terlepas dari kemalesan kita untuk membuka carrier dan sekaligus membagikan rezeki kewarga sekitar, coba-coba makan diwarung yang sangat sederhana dan itu membuat kita “shocking sembalun” men, Rp10.000 kalau di Jember uda makan yang lumayan istimewa untuk berdua ini hanya makanan sederhana untuk bersatu, kalian tau penyebabnya apa? Telur yang biasanya dijual kiloan yang saya tau, di Sembalun dijual bijian yang harganya Rp 5.000 per tiga biji, ah tau gitu saya bawa telur yang banyak dari jawa terus dijual disana deh dan jadinya gagal ke Rinjani malah jualan telur.

Bismillahirohmanirohim Rinjani

Sebelum berangkat menapaki bukit demi bukit untuk sampai di Rinjani saya menyempatkan membaca asal usul nama gunung tersebut biar gak hanya bisa menikmati alamnya tapi biar tahu sejarahnya seperti apa dan inilah sejarah singkat Rinjani check this out gaes....

  Rinjani yang berarti “tinggi”, menurut asal muasal cerita terbentuknya nama Rinjani suatu legenda menceritakan Datu Tawun dan  ratu Dewi Mas yang terpisah selama bertahun-tahun hanya karena kesalah pahaman belaka. Pertemuan kembali dengan kedua anaknya menyebabkan mundurnya sang Datu dan putrinya Dewi Anjani ke tengah pegunungan Lombok. Saat bermeditasi di atas gunung mencari jalan hidup, Dewi Anjani dipanggil oleh jin wanita untuk dijadikan pimpinan mereka dan gunung itu diberi nama sesuai namanya.(Sumber: papan kaca pos pendakian Sembalun) Pantesan yah puncak Rinjani disebut-sebut puncak Anjani

Perjalanan awal hingga pos 2 trackingnya landai, hanya saja baru memasuki pintu masuk Taman Nasional Rinjani harus menggunakan gigi satu dan jangan sungkan-sungkan untuk ngerem, hanya ada satu dua pohon dijalan selebihnya padang savana, nah direkomendasikan pakai topi sebelum kepanasan kalau gak mau wajahnya hitam excotic. Pos Sembalun hingga pos satu normal berjalan sekitar 3-4 jam, dipos satu kita bisa beristirahat sambil yang namanya ngedrink-ngedrink tapi harganya juga diatas awan, mizone dan pocarisweet takaran 500 ml dibandrol dengan harga 15.000 awalnya gak tertarik karena niatnya di pos satu sekedar sholat dan beristirahat, karena waktu kita sholat sang imam doanya kenceng banget tuh mungkin hati sang penjualnya ternyuh sehingga kita ditawari minuman dengan harga 10.000 saja tapi syaratnya gak boleh rame-rame sih. Alhamdullah...

Rizky dendy vs porter

 Untuk sampai di pos 2 perlu waktu sekitar satu jam dari pos satu. Di pos dua terdapat sumber mata air, nah disini saya beserta rombongan RPH (Rinjani Party Hiking) mendirikan tenda. Entalah ini kutukan atau coba’an, atau saya terlalu gaguknya memakai nesting bagus dan kenapa disaat yang tidak tepat memasak nasi adalah hal yang tersulit, ah cerita masak nasi dilanjut nanti. Mentari sinar pagi menyapa para pendaki yang akan memulai aktivitasnya, tujuan perjalanan hari ini yakni pelawangan sembalun dimana itu merupakan tempat terakhir para pendaki boleh mendirikan tenda sebelum sampai di puncak Rinjani.

pos kale alias 2

 Penyesalan dan penyiksaan nama suatu bukit yang harus saya dan teman-teman lalui, gila..dengernya ajah bikin merinding cyin. Tracking menuju pelawangan sembalun 100% tanjakan terus, asli nanjak terus, suwer saya kagak bohong, sumpah deh dan itu yang sangat-sangat menguras tenaga tapi disisi lain bukit-bukit tersebut menyimpan sejuta kesejukan dan dikenal dengan sebutan cemoro sewu. Tipsnya jika melewati tracking yang sangat menanjak pililah jalur yang bener-bener jalur yang mudah dilewati meskipun kemiringannya hampir 80 derajat kalau tidak yah merangkak atau lebih parahnya akan tergelincir kebawah dan tips kedua gak usah banyak tanya-tanya kalau gak terlalu penting banget kepada para porter jalannya kurang berapa jam atau kurang berapa kilo lagi karena bisa jadi itu menjadi fatamorgana dan menjadi informasi yang tidak valid sebelum kita sendiri yang berjalan kaki menapakinya.

ini orang habis mbrangkang di bukit penyesalan

tetep yah gigi satu dan rem biar kagak blong ke akhirat

Fajar mulai redup menyinari bumi Lombok dan alhamdulilah team Rohis sampai di Pelawangan sembalun dengan waktu tempuh sekitar 11 jam jalan kaki. Fiuh....lapar itu bingits dan menu untuk malam ini adalah sop kentang setengah matang tanpa dikupas, nasinya? Entalah yang jelas ada perbaikan dari masak nasi yang sebelumnya. 00.00 suara tetangga-tetangga yang membangunkan untuk segera  bergegas dan bergerak menujuk puncak terhebat Rinjani. Trackingnya gimana? Trackingnya gelap banget hehe, berdasarkan dari cahaya dari headlamp yang saya pakai itu mirip naik tangga terus kaki bisa masuk pasir hingga kedalam 10-15cm, dan direkomendasikan memakai sepatu karena tracking Rinjani benar-benar semriwing dibutuhkan waktu tempuh antara 5-6 jam (normalnya). Gemerlap lampu-lampu seluruh pulau Lombok hampir terlihat dengan jelas (kayaknya sih), dan alhamdullilah ini keren banget gaes (menurut saya) saya bisa sholat shubuh berjamaah bersajadahkan pasir Rinjani meskipun mulut terbatah-batah melantunkan ayat suci Al-qur’an karena dinginnya angin Rinjani, karena bukan hanya tekad yang kuat untuk mendaki sebuah gunung tetapi nyawa dan keimanan menjadi taruhannya.

Pepintuan sembalun, alias pelawangan

yiha.... tracking menuju puncak

tracking Rinjani yiha...

entah mana yang wedus mana yang tape 

i feel free.........

Dan ini daftar nama-nama peserta dan panitia yang saya ingat

Rezha, V-jay, mas sejuk, nukek, tape, wedus, mas cantik, gaby, mb nindy, temen gaby pakek kacamata, temen gaby yg tinggi, mb sangar, mb klathen, mas yg pakek topi seniman, ms tema baju hijau, agung, didik, ms pinky, abang sate, fahmi, wiwin, probo, iwan, rico, saugi saus tiram, pak awal, murid pak awal 1, murid pak awal 2, shandy, mas gumuk mas, pak mas hudi, pak sapto, mas jackpot tenda, ms kacamata, ms yg ngasih nutrisari, ms yg setenda dg pak sapto, ms tetangga, rizky, ndayu, bunga, dendi, ms amek, yang lain tau wajahnya tapi lupa sebutannya :-D

cerita selanjutnya  masih on the way launching "Wa'alaikumsalam Rinjani"

eh ketemu anak cakep lagi (agak fitnah sih)